
Jakarta – Memiliki nama latin Channa Striatus, ikan gabus termasuk dalam kategori ikan air tawar yang bisa dijumpai dengan mudah di Indonesia. Jenis ikan ini bisa tumbuh sampai sepanjang satu meter dengan bentuk kepala yang mirip dengan ular. Bentuk kepalanya yang unik inilah yang membuat ikan gabus juga mendapat julukan snakehead.
Menariknya, ikan gabus memiliki kandungan protein yang bisa dikatakan tinggi. Studi dalam jurnal Malaysian Journal of Nutrition menyebutkan, pada ikan gabus seberat 150 gram, terdapat protein sebesar 20 gram, karbohidrat sebanyak 15 gram, lemak sebanyak 4 gram, kalori sebanyak 118 kalori, zat besi dan kalsium.
Inilah mengapa, mengonsumsi makanan sehat seperti ikan gabus, menjadi salah satu cara yang baik untuk memenuhi asupan protein harian tubuh.
Manfaat Ekstrak Ikan Gabus
Selain itu, ikan gabus juga memiliki kandungan albumin, protein penting yang hanya terdapat pada ikan. Studi dalam jurnal Biochimie menyebutkan, albumin memiliki peran penting untuk proses homeostasis organisme. Protein ini dibuat dalam organ hati yang selanjutnya dialirkan melalui proses sirkulasi darah.
Lalu, apa saja manfaat ekstrak ikan gabus untuk kesehatan? Berikut beberapa di antaranya:
Membantu Penyembuhan Luka Operasi Lebih Cepat
Manfaat paling utama albumin yang terdapat dalam ikan gabus adalah membantu mempercepat proses penyembuhan luka, terutama luka setelah operasi.
Studi dalam Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri II, yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Hasanuddin Makassar, berhasil menemukan bahwa konsumsi suplemen yang mengandung ekstrak ikan gabus dengan dosis 0,7 gram per desiliter selama sekitar 14 hari, dapat membantu mempercepat sembuhnya luka.
Albumin yang terkandung dalam ikan gabus akan membantu menaikkan kadar albumin di dalam tubuh hingga batas normal. Sementara itu, untuk orang-orang yang menjalani perawatan intensif di rumah sakit, ikan gabus memiliki peran penting. Salah satunya untuk membantu menjaga kadar albumin sehingga mempercepat sembuhnya luka.
Menjaga Cairan dalam Tubuh
Cairan di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme. Salah satu cara menjaganya adalah melalui konsumsi ikan gabus. Albumin yang terkandung pada ikan bisa membantu memenuhi asupan cairan di dalam darah, sehingga kadarnya tetap seimbang.
Studi dalam Journal of Infusion Nursing menyebutkan, albumin yang terkandung dalam ikan gabus membantu mempertahankan proses homeostasis pada tubuh. Proses ini bergantung pada mekanisme transpor dan membran sel, tak terkecuali osmosis, transpor aktif, filtrasi, dan difusi.
Menariknya, ketika konsentrasi air dalam tubuh berlebih, albumin akan bekerja untuk membantu mengurangi kelebihan cairan tersebut. Selanjutnya, kelebihan cairan tadi akan kembali masuk ke darah.
Mengobati Penyakit Diabetes Mellitus
Studi dalam Biodiversity and Biotechnology for Human Welfare menyebutkan, diabetes melitus merupakan gangguan metabolik yang terjadi karena hiperglikemia atau tingginya kadar glukosa dalam darah. Nah, kandungan protein yang terbilang tinggi pada ikan gabus membuat ikan ini dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan antihiperglikemik.
Tak hanya itu, didapati pula 15 jenis asam amino pada ikan gabus dengan sembilan di antaranya adalah asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh.
Memelihara Sistem Pencernaan
Ikan gabus memiliki daging yang empuk yang sangat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan. Ini berkat kandungan protein kolagen pada ikan gabus yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daging, yaitu sekitar 3 sampai 5 persen saja dari keseluruhan protein kolagen.
Mengatasi Masalah Gizi Buruk
Gizi buruk menjadi masalah kesehatan yang rentan terjadi pada bayi, balita, anak, dan ibu hamil. Salah satu penyebabnya karena kadar harian albumin tubuh yang tidak terpenuhi, sehingga nutrisi tidak dapat disalurkan ke seluruh tubuh dengan optimal.
Nah, konsumsi ikan gabus mampu meningkatkan kadar albumin dalam darah. Tidak harus berlebihan, sebanyak 100 gram saja sudah cukup untuk memenuhi asupan gizi harian tubuh.
Nah untuk mengetahui informasi lebih lanjut silahkan tanyakan pada dokter melalui Halodoc.
Sumber : halodoc.com