
Jurnalexpose – Yayasan Wage Rudolf Supratman menyayangkan adanya konser Deep Purple World Tour 2023 di Edutorium UMS, pada Jumat (10/03/23) malam. Pasalnya penyelenggara event tersebut dinilai Kurang bahkan tidak menghormati lagu kebangsaan Indonesia yakni Indonesia Raya yang di nyanyikan oleh musisi luar negeri Deep Purple dengan secara tidak utuh dan dinilai main – main.
Ketua Umum Yayasan Wage Rudolf Soepratman Hary Budi mengatakan, secara euforia mengikuti trend. Pihaknya sangat bangga lagu kebangsaan Indonesia Raya dimainkan oleh musisi musisi luar negeri.
Tapi kata Hary Budi, di Indonesia biasanya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia harus berdiri hikmad,Karena para pendiri bangsa menyanyikan lagu Indonesia Raya ini dengan berdiri dan penuh hikmat.
“Artinya para pahlawan sangat menghormati, sangat thanks full terhadap karya bapak WR Soepratman ini. Kalo memang mau menggunakan lagu Indonesia Raya ini, ya harus secara utuh, dan harus berdiri,” ujarnya.
Lanjut Harry, yang kedua, lagu kebangsaan Indonesia Raya harus dinyanyikan dengan cara baik dan benar. Penuh penghayatan dan di setiap partitur teks memilik makna yang mendalam.
“Kita tidak melarang, kita hanya mengingatkan agar tidak terjadi dikemudian hari. Siapapun yang menyanyikan lagu Indonesia Raya itu wajib dengan hikmat karena itu bukan lagu biasa,” ucapnya.
Sementara, sekjen Yayasan Wage Soepratman Angga Satria menjelaskan, menurut sudut pandangnya, mungkin karena memang adanya ketidaktahuan panitia. Kemudian panitia atau penyelenggara kurang mendalami dan kurang menyerap arti lagu Indonesia Raya.
“Jadi akumulatif dari pada ketidaktahuan dan tidak diimbangi dengan sumber sumber yang memang betul betul patriotisme. Karena siapa lagi yang menjaga marwah ini kalo bukan kita sendiri,” tuturnya.
Kata dia, artinya bukan pihak Yayasan Wage Rudolf Supratman itu kepo. Jauh daripada itu. Pihaknya hanya mengajak dan menghimbau kepada seluruh anak bangsa. lagu ini lagu kebangsaan rakyat Indonesia. Jangan sesekali main main dengan lagu kebangsaan.
“Lagu ini teramat keramat, karena ketika pertama kali berkumandang yang paling belingsatan atau kebakaran jenggot itu Belanda. Karena ada teks, Mereka Merdeka Merdeka,” lirihnya.
“Sikap kita kedepan, sudah jelas ada upaya kita untuk mengingatkan, setelah kita mengingat berkali kali masih ada penyelenggara yang seperti itu yang artinya bagi kami sangat melecehkan,” sambung Angga.
Kepada pihak terkait, Yayasan Wage Rudolf Supratman, akan mengirimi surat atau bersilaturahmi kepada penyelenggara supaya agar tahu maksud dan tujuan lagi tersebut.
“Sudah jelas diatur di dalam undang undang negara. tidak boleh lagu itu di potong potong, jangan seenaknya. Kan, kalo musisi Deep Purple itu tidak tahu. Mereka enjoy enjoy aja, tapi kalo memang untuk benar benar mau dibawakan itu tinggal bicara sama management nya atau manager artisnya. Pasti dibawakan secara baik dan benar. Artinya kita sendiri yang mengingatkan agar tidak terjadi seperti ini,” ungkapnya.
Yayasan Wage Rudolf Supratman sangat menyayangkan adanya ketidaktahuan dari pada penyelenggaraan tersebut.
“Kalo bicara kecewa ya kecewa, tapi ada yang kita jaga dari hal kecewa nya kita adalah persatuan dan kesatuan. Karena musik Indonesia Raya itu Memiliki kesaktian Tersendiri yang dapat mempersatukan Para Pemuda saat itu sumpah pemuda dan menggelorakan persatuan yaitu bukan untuk memecah belah anak bangsa .
Lebih lanjut Angga mengatakan, pihaknya berharap agar kedepannya tidak ada lagi kejadian seperti ini. Ia menyampaikan kepada penyelenggara tolong lebih hati hati lagi dikarenakan lagu kebangsaan adalah lagu kebanggaan bersama dan harus di jaga.
“Kami, yayasan cuma menghimbau, pengen mengajak teman teman setanah air inisupaya terus menjaga dan melestarikan Nikai nikai Luhur lagu Indonesia Raya sendiri,” pungkasnya.
Penulis : ( Risky )