
Sukabumi – Pekerjaan Irigasi yang dilaksanakan oleh salah satu CV dilokasi Kampung Cibuluh dan Kampung Muara Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi diduga terbengkalai. Isu mencuat kepublik bahwa anggaran sebesar kurang lebih 9 miliar itu disinyalir diduga dijadikan ajang bancakan alias program bagi – bagi Dosa oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sementara saat dimintai tanggapan (15/02) Via WhatsApp hal diatas, Diran selaku Kades Sukamaju membenarkan adanya proyek pekerjaan irigasi tersebut Namun ia mengaku tidak tau persisi soal itu. Pasalnya ia baru satu bulan menjabat kades di Desa Sukamaju tersebut. Menurut Diran bahwa kata Dinas terkait proyek pembangunan Irigasi itu sudah selesai dan sekarang dalam proses pemeliharaan.”katanya.
Berdasarkan informasi yang berhasil kami himpun sekaligus dari hasil penelusuran Team awak media (15/02) dilapangan yang didamping pak Joher selaku Mitra Kerja Babinsa dan Babinkamtibmas Desa Sukamaju ternyata Faktanya cukup mengejutkan. Sebab proyek pekerjaan Irigasi tersebut belum rampung diselesaikan alias mangkrak.
Menurut keterangan dari Saepuloh selaku Sekretaris Gabungan Pengairan Irigasi Cicatih kaitan soal pembangunan Irigasi ini sangat memprihatinkan. Selain mangkrak melebihi batas waktu pekerjaannya, diduga dalam mengerjakannya asal – asalan dan akal – akalan.
“Dikhawatirkan hasil pekerjaannya akan berdampak buruk karena faktor kualitas material yang digunakan kurang bermutu. Sehingga manfaatannya tidak bisa dirasakan dalam jangka waktu yang lebih panjang buat masyarakat Desa Sukamaju khususnya bagi para petani,”ungkapnya
Selain itu akibat mangraknya pembangunan Irigasi tersebut benar – benar sangat merugikan bagi para petani. Sebab hampir 4 musim ini para petani padi tidak bisa bercocok tanam karena tidak normalnya aliran air irigasinya. Kini kurang lebih 450 ha sawah itu tidak produktif. Padahal Desa Sukamaju ini adalah penghasil lumbung padi terbesar di Kecamatan Cikembar ini.”ujar Saepuloh yang diamini langsung oleh warga lainnya.
Warga berceloteh, bahwa upah para pekerja belum juga dibayar kurang lebih 73jt. Kasihan para pekerja juga sama manusia seprti pada umumnya butuh buat ngasih makan anak istrinya. Ditemui dilokasi kerja, pengakuan pak Karni juga sama bahwa mereka berlima yang kerja saat ini belum juga dibayar upahnya. Saat ditanya material batu yang numpuk dilokasi itu beli dari mana? Pak karni jawab bahwa batu itu semua dapat ngambil dari sungai Wahangan Cikembar.

Ketika dikonfirmasi soal Irigasi tersebut oleh awak media Budi Selaku Pelaksana CV. Jaja Sunarya karya, membeberkan “Kalo masalah pekerjaan dilapangan sudah beres, Dan yang saya utamakan masalah penggunaan air untuk 2 Desa. Alhamdullilah petani sudah dapat menggarap sawahnya kembali, itu yang penting.”ucap Budi.
Lanjut Budi, dengan saluran sekunder ini, air sudah nyampai di ujung kampung genteng sesuai yang direncanakan, pihak PT BIAS ( Perusahaan Swasta Pembangkit Listrik Mikro ) juga sangat mengapresiasi kalo air sudah nyampai. kalo pun ada hal yang lain pihak perusahaan sudah mengakomodirnya melalui pihak mitra cai. jadi kalo mau info detailnya ke mitra cai saja. kalo perusahaan sudah melaksanakan tanggung jawabnya.
Budi menambahkan bahwa pihak perusahaan sepenuhnya sudah memenuhi semua kewajiban baik bangunan fisik maupun non fisik. karena pihak kami menggandeng dengan mitra cai, Hasilnya relatif yach. Saat disinggung bahwa upah para pekerja sampai dengan hari ini belum pada dibayar? ia menjawab Kalo dari perusahaan sudah, coba minta info nya ke mitra cai, kalo untuk 2 Desa itu sudah terpenuhi dari pihak kami,”Cetusnya
Reporter : Iim Caspiana