Pondok Aren – Sabtu, 5 April 2025, pukul 14.15 WIB, warga Jalan Utama 2, RT 012 RW 001, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, digemparkan oleh peristiwa tragis. Seorang anak perempuan bernama Aisyah Ayudia Inara (4,5 tahun), putri dari Bapak Aing, dilaporkan hanyut terbawa arus sungai di depan Perumahan Padi Residence akibat derasnya aliran air usai hujan lebat.
Mendengar kejadian ini, Sagat selaku Ketua Ranting GRIB Pondok Karya segera mengerahkan jajarannya untuk membantu pencarian. Dalam waktu satu jam, informasi mengenai hilangnya Aisyah menyebar luas di wilayah Tangerang Selatan dan menjangkau Pemerintah Kota, yang segera menurunkan sejumlah unsur terkait: BASARNAS, BPBD, Satpol PP, Damkar, Polsek Pondok Aren, dan Koramil Pondok Aren.
Sang ayah, Aing, sangat terpukul atas kejadian ini. Pencarian intensif dilakukan hingga pukul 23.00 WIB dan dijadwalkan akan dilanjutkan keesokan paginya pukul 07.00 WIB.
Namun, atas inisiatif sendiri, Tim Satgas GRIB Ranting Pondok Karya yang dipimpin Sagat tetap melanjutkan pencarian malam itu dengan tiga personel: Bahtiar Insani (Jimbot), Rify, dan AL. Ketiganya dikenal memiliki pengalaman dalam pencarian orang hilang di wilayah pegunungan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Pencarian dimulai pukul 24.00 WIB, dari titik jembatan gorong-gorong dekat lokasi kejadian menuju arah pemancingan Deplu. Jimbot menjadi yang pertama turun menyisir aliran kali, kemudian disusul Rify dan AL.
Selama pencarian, mereka mengalami hal-hal yang dirasa mistis—melihat ular, seekor kucing di bawah pohon jati, hingga mencium aroma kemenyan. Meski demikian, semangat kemanusiaan dan dorongan dari DPP GRIB JAYA, yang dipimpin oleh Ketua Umum H. Hercules Roshario de Marshal, menjadi motivasi utama mereka.
Dalam wawancara, Jimbot menyampaikan bahwa semangatnya juga didukung oleh Pak Asep dari BASARNAS. Meski pencarian resmi dihentikan pukul 02.00 WIB, Tim GRIB JAYA tetap melanjutkan hingga 03.40 WIB sebelum sepakat untuk melanjutkan keesokan harinya bersama BASARNAS.
Pencarian Hari Kedua dan Temuan Tragis
Minggu pagi, 6 April 2025, sebelum pencarian dilanjutkan, orang tua Aisyah datang ke markas GRIB Pondok Karya membawa dua bungkus garam batangan atas permintaan AL. Garam tersebut digunakan sebagai bagian dari ikhtiar spiritual dalam proses pencarian.
Pencarian dimulai pukul 07.35 WIB, dilakukan oleh dua personel GRIB JAYA bersama beberapa relawan BASARNAS. Di tengah penyisiran dari titik awal ke jembatan kedua, AL yang dikenal memiliki kepekaan terhadap hal-hal mistis, menebarkan garam di lokasi tertentu, berharap itu dapat membantu mengungkap keberadaan Aisyah.
Sayangnya, sekitar pukul 13.08 WIB, hujan deras kembali mengguyur dan menyebabkan banjir di sejumlah titik, termasuk lokasi kejadian. Pukul 16.15 WIB, Ketua RT Wisnu dan istrinya mendapat kabar dari grup warga bahwa seorang anak perempuan ditemukan di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, dengan ciri-ciri yang mirip Aisyah.
Setelah dicek, benar bahwa jasad tersebut adalah Aisyah. Jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Jati. AL yang sempat yakin Aisyah akan ditemukan dalam keadaan hidup merasa terpukul. Namun, ia mengingatkan bahwa semua adalah kehendak Allah SWT, dan mengajak keluarga untuk ikhlas menerima takdir ini.
Ketua RT Wisnu mewakili warga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, termasuk BASARNAS, relawan, aparat, dan ormas GRIB JAYA, atas kerja keras dan kepeduliannya terhadap pencarian Adik Aisyah.