Jakarta – Rencana pemerintah untuk memberikan libur sekolah selama satu bulan pada Ramadhan 2025 menjadi topik perbincangan yang hangat. Wacana ini mengingatkan pada kebijakan serupa yang diterapkan di masa pemerintahan Presiden Gus Dur, di mana siswa diberi libur penuh selama bulan puasa.
Apakah benar sekolah akan libur sebulan pada Ramadhan 2025? Dilansir dari laman Kompas.com, Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, mengonfirmasi bahwa ada pembicaraan terkait kebijakan tersebut, meski belum ada pembahasan lebih lanjut di Kementerian Agama.
“Memang ada wacana tentang libur selama puasa, namun kami belum membahas lebih dalam. Saya belum membicarakan hal itu,” kata Syafi’i pada Senin (30/12/2024).
Kebijakan libur Ramadhan tersebut masih dikenang dengan baik, terutama oleh anak-anak sekolah yang merasakannya pada era 1990-an hingga awal 2000-an.
Menteri Agama Nasaruddin Umar juga menambahkan bahwa pihaknya masih mempertimbangkan kemungkinan untuk meliburkan sekolah-sekolah di bawah Kementerian Agama, seperti madrasah dan pondok pesantren. “Sebenarnya, madrasah dan pondok pesantren sudah libur, tapi kami masih mempertimbangkan kebijakan untuk sekolah umum dan madrasah,” jelas Nasaruddin
Ia meminta masyarakat untuk bersabar menunggu keputusan final mengenai kebijakan libur selama bulan Ramadhan tersebut.
Sementara itu, pengamat sosial dan keagamaan Anwar Abbas menyambut positif wacana ini. Ia berpendapat bahwa libur selama Ramadhan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk lebih memahami makna bulan suci. “Rencana Kemenag untuk meliburkan siswa selama bulan puasa perlu disambut baik, agar anak-anak menghormati bulan suci tersebut,” ujarnya pada Kamis (2/1/2025).
Namun, ia juga mengingatkan bahwa pendidikan tetap dapat dilaksanakan secara daring, sehingga siswa tetap bisa belajar meskipun tidak hadir di sekolah. Kementerian Agama sendiri masih menyusun kebijakan ini, dan keputusan finalnya diharapkan segera diumumkan.
( Zanuari )
Sumber : Kompas.com
