Pada kenyataannya, siswa masih mengidamkan sosok guru ideal. Guru bukan hanya ujung tombak dalam meningkatkan kecerdasan dan karakter siswa, tetapi juga menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sesuai dengan tujuan pendidikan dalam UU No. 20/2003:
1. Mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual,
2. Memperhatikan kesehatan siswa dan membentuk akhlak mulia, serta
3. Mendidik siswa agar berdaya, kreatif, dan mandiri.
Oleh karena itu, guru harus mampu menghadapi berbagai tantangan dan realitas pendidikan serta mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas.
Guru yang ideal adalah guru yang mampu memilih model pembelajaran inovatif untuk melibatkan siswa. Dengan penerapan model pembelajaran inovatif dan penggunaan bahan ajar yang beragam, lingkungan belajar menjadi lebih berpusat pada siswa.
Selain kompetensi pedagogik, guru juga harus memiliki kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional dalam menjalankan tugas mengajar. Kualifikasi guru setidaknya harus setara dengan sarjana, sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Guru juga harus aktif dalam program peningkatan kompetensi pembelajaran (PKP) untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan profesi.
Guru sejatinya adalah solusi atas permasalahan pembelajaran di kelas, bukan bagian dari masalah. Maka, guru yang ideal harus kreatif dan inovatif dalam mengajar.
Untuk menjadi guru yang ideal bagi siswa:
1. Guru harus menjadi panutan dalam disiplin, mengajar, dan berbicara. Guru adalah contoh bagi siswa dalam menerapkan karakter yang baik. Ini memerlukan banyak pengorbanan baik dari segi materi, waktu, tenaga, dan pikiran. Guru juga harus percaya diri dan menguasai materi pelajaran (literasi materi), serta didukung dengan persiapan administrasi yang matang sebelum mengajar.
2. Guru harus menjaga penampilan yang menarik dan rapi sehingga siswa merasa nyaman mengikuti pelajaran. Guru juga harus murah senyum agar siswa lebih mendengarkan materi yang disampaikan.
3. Guru yang disukai siswa biasanya adalah guru yang humoris, yang bisa melontarkan lelucon di waktu yang tepat tanpa menyinggung siapa pun, sehingga proses belajar lebih menyenangkan dan tidak kaku.
4. Guru inovatif yang menggunakan model pembelajaran yang tidak membosankan dan menciptakan hal-hal baru dalam proses belajar mengajar. Misalnya, menggunakan LCD atau belajar di luar kelas, untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan melibatkan siswa. Lingkungan belajar yang berpusat pada siswa tercipta melalui model pembelajaran inovatif dan bahan ajar yang beragam.
5. Guru harus memiliki semangat mengajar. Semangat mengajar membuat pekerjaan menjadi indah dan bermakna, serta memotivasi guru untuk sukses tanpa menyerah.
6. Banyak tantangan yang harus dihadapi, namun semangat guru membuat mereka menikmati semua pekerjaan. Guru yang tidak antusias akan merasa pekerjaannya melelahkan dan membosankan.
7. Guru harus mampu memotivasi siswa dengan kata-kata bijak dan cerita tentang tokoh yang awalnya tidak berdaya namun berhasil meraih kesuksesan. Cerita seperti itu dapat meningkatkan minat siswa terhadap materi pembelajaran.
Sumber : stekom.ac.id