Sulitnya mendapatkan informasi dari Sekretaris Desa Berkah, Kecamatan Bojong Genteng, Kabupaten Sukabumi, terkait anggaran yang telah diserap dari APBN pada Kamis (12/05/24), menjadi sorotan.
Sikap alergi dan acuh ditunjukkan ketika media mencoba bertemu di ruang pelayanan. Meskipun wartawan sudah lama menunggu dan diberitahu bahwa mereka ingin bertemu, Sekdes hanya menyuruh mereka menemui kepala desa dengan mengatakan “ke sana aja pak.” Ketika akhirnya bertemu kepala desa, tidak ada sambutan atau ajakan untuk duduk, meskipun dia hanya bersantai di ruang pelayanan. Sikap ini sangat disayangkan dari seorang pejabat.
Seharusnya, seorang kepala desa tidak bersikap demikian. Kedatangan wartawan hanya untuk meminta informasi tentang alokasi anggaran, yang perlu diluruskan dan dicari solusinya. Kepala desa seharusnya lebih terbuka dan bersikap humanis kepada siapa pun.
Menanggapi sikap kepala Desa Berkah yang terkesan alergi atau malas dengan wartawan, A. Sharli, Ketua Umum LSM AFRAX, menjelaskan bahwa kepala desa dan stafnya harus memahami perilaku dan karakter yang seharusnya dimiliki. Sebagai pelayan masyarakat, sikap kepala Desa Berkah sangat menyedihkan karena ia berperilaku seolah-olah sebagai penguasa, bukan ASN.
A. Sharli berharap tidak ada lagi kepala desa seperti ini dan menekankan pentingnya berperilaku sebagai manusia yang beradab.
Perilaku yang tidak pantas dari kepala Desa Berkah ini semakin memicu keingintahuan wartawan untuk menggali lebih dalam permasalahan yang terjadi, seolah-olah kantor Desa Berkah adalah milik pribadi.
( E. Hamid )