Jateng,(Liputanjurnalis.com)-Sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada 21-30 September 2023. Kekeringan meteorologis adalah kekeringan yang disebabkan oleh tingkat curah hujan suatu daerah di bawah normal.
Potensi kekeringan di Jateng diketahui dari peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)dikutif, Jumat (22/9/2023). BMKG membagi peringatan dini kekeringan di Jateng menjadi empat kategori, yakni awas, siaga, waspada, dan tidak ada peringatan.
Masing-masing kategori kekeringan yang ditetapkan BMKG memiliki makna yang berbeda. Berikut penjelasannya: Awas: peluang hujan di bawah 20 mm sebanyak lebih dari 70 persen per dasarian dan tidak ada hujan lebih dari 61 hari Siaga: peluang hujan kurang di bawah 20 mm sebanyak lebih dari 70 persen per dasarian dan tidak ada hujan selama 31-60 hari Waspada: peluang hujan di bawah 20 mm sebanyak lebih dari 70 persen per dasarian dan tidak ada hujan selama 21-30 hari Tanpa peringatan: hari tanpa hujan di bawah 21 hari.
Wilayah yang masuk kategori awas, siaga, waspada, dan tidak ada peringatan di Jateng dapat dilihat di bawah ini:
Awas: Wonogiri, Sukoharjo, sebagian besar Klaten, Karanganyar, Brebes, dan Tegal, sebagian Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, dan Sragen, dan sebagian kecil Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Demak, Jepara, Pati, rembang, Blora, Grobogan, Boyolali, Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Siaga: sebagian Cilacap, Kebumen, Purworejo, Magelang, dan Pekalongan dan sebagian kecil Brebes, Tegal, Pemalang, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, Blora, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Klaten, Semarang, Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga dan Banyumas. Waspada: sebagian kecil wilayah Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Magelang, Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, dan Kendal dan sebagian kecil wilayah Kota Semarang, Demak, Kabupaten Semarang, Jepara, Pati, Grobogan, Rembang, Blora, Sragen, dan Boyolali.
Tidak ada peringatan: sebagian besar Pati, Blora, Grobogan, Kota Semarang, Wonosobo, Temanggung, Kudus, sebagian Sragen, Boyolali, Banjarnegara, Purbalingga, Batang, dan Kendal, dan sebagian kecil Cilacap, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Kabupaten Semarang, Klaten, Demak, Jepara, dan Kota Pekalongan.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jateng Sukasno menjelaskan penyebab kekeringan di Jateng yang mendorong pihaknya mengeluarkan peringatan dini sepanjang akhir September 2023. Ia menerangkan, ada fenomena global dan regional yang memengaruhi dinamika atmosfer di wilayah perairan Indonesia ketika musim kemarau.
Fenomena yang dimaksud adalah fenomena El Nino positif yang berlangsung di Samudera Pasifik dan anomali Indian Ocean Dipole (IOD) positif di Samudera Hindia bagian Barat. “Yang menyebabkan terjadinya pengurangan curah hujan di musim kemarau di beberapa wilayah Indonesia termasuk di Jawa Tengah,” jelas Sukasno, Sabtu (23/9/2023).
erlangsung? Sukasno menyampaikan, musim kemarau yang terjadi di sebagian besar wilayah di Jateng di mana potensi kekeringan dapat terjadi akan berakhir mulai November 2023. Namun, tidak menutup kemungkinan sejumlah wilayah di Jateng diguyur hujan lebih awal, terutama yang berada di sekitar pegunungan. Sukasno mengatakan, awal musim hujan 2023/2024 di Jateng diperkirakan terjadi pada Oktober 2023. Ada beberapa wilayah yang berpotensi diguyur hujan lebih awal atau tepatnya pada awal Oktober 2023 (Oktober Dasarian I), yakni:
Sebagian besar Wonosobo Sebagian Banjarnegara, Purbalingga, Pekalongan, dan Batang Sebagian kecil Pemalang, Kendal, dan Temanggung. Kemudian, wilayah yang paling akhir mengalami musim hujan atau pada awal Desember 2023 (Desember Dasarian I) adalah: Pekalongan Tegal Kepulauan Karimunjawa Sebagian Brebes, Tegal, Pemalang, dan Remban
Sebagian kecil Pekalongan, Jepara, dan Pati. Imbauan BMKG Terkait potensi kekeringan di Jateng pada 21-30 September 2023 dan prakiraan awal musim hujan, Sukasno memberikan sejumlah imbauan kepada pemerintah masyarakat.
Berikut daftarnya: Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem saat masa peralihan (pancaroba), seperti petir, angin kencang, puting beliung, serta hujan lebat dengan waktu singkat yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor Pada periode musim hujan, pemerintah dan masyarakat diiimbau tetap mewaspadai wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih awal Mengantisipasi dampak bencana yang diakibatkan oleh cuaca atau iklim yang terjadi saat musim hujan 2023/2024 Pemerintah daerah diimbau lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan. *